Sabtu, 03 Mei 2014

Misa Pemberkatan Rumah Blok B 9 No 11 Keluarga Bapak Ignatius Judi

Diposting oleh Unknown
Dalam misa pemberkatan rumah Bapak Ignatius Judi malam ini, umat yang hadir  ratusan orang. Misa dipimpin oleh Romo Gunawan dari Semarang.
Dalam misa malam ini, Romo Gunawan menyampaikan sebuah kisah nyata dari seorang umatnya, yang bekerja  di Yayasan Kanisius di kotanya (sebuat saja namanya si A).


Jarak antara kampung dengan kantor Yayasan Kanisius cukup jauh, dan harus ditempuh dengan kendaraan umum, yang kebetulan hanya satu jenis angkutan, dan jarak antara keberangkatan pertama dengan angkutan selanjutnya cukup lama.

Pagi-pagi benar, si A sudah siap-siap untuk berangkat, dengan harapan tiba lebih awal dan bisa mengikuti rapat di kantor yayasan, semua perlengkapan sudah siap, namun ada satu hal yang kurang yakni kaus kaki.
Masa ke kantor yayasan, pakai sepatu tanpa kaus kaki, pikir si A.

Kemudian dicarilah kaus kaki itu di tempat biasanya namun tidak ada, digeledah isi seluruh rumah, juga tidak ada, di halaman depan rumah juga tidak ada, dan pencarian selanjutnya berhasil menemukan kaus kaki di kebun belakang rumah, diantara pohon sngkong,  namun sudah dalam kondisi bolong disana sini, karena digigit dan dijadikan mainan oleh anjing peliharaannya.

Karena itu merupakan satu-satunya kaus kaki yang dimiliki  si A, dengan terpaksa dipakai juga daripada tidak punya kaus kaki. Setelah siap menggunakan kaus kaki dan sepatu, ternyata angkutan yang petama sudah berangkat, sehingga harus menunggu waktu sekian lama untuk angkutan selanjutnya.

Daripada menunggu lama dan takut terlambat, si A terpkir untuk naik kendaraan yang lewat seadanya, sambung menyambung dan akhirnya sampai juga di kantor yayasan, namun sudah sangat terlambat, dan rapat sudah hampir selesai.

Setelah acara rapat usai, si A mengurus sejumlah urusan administrasi di kantor yayasan, dan kemudian pulang dengan angkutan umum biasanya dengan lancar hingga tiba di rumah.

Dengan rasa lesu dan kesal, dia pun tiba di rumah, dan disambut oleh istrinya. Belum sempat si A berkata sepatah kata pun untuk menumpahkan kekesalannya terhadap anjing peliharaannya, istrinya berkata; syukur Bapak tidak ikut angkutan umum yang pertama, karena kabar hari ini, angkutan umum tersebut mengalami kecelakaan dan masuk jurang, banyak penumpang yang terluka dalam kecelakaan tersebut.

Secara spontan si A berteriak, untung anjing itu menggigit kaus kakiku.

Demikianlah kehidupan kita terkadang, kita merasa kecewa dan jengkel terhadap apa yang kita alami, bahkan kadang ragu dan bertanya, apakah Tuhan perduli kepadaku ?
Namun justru keadaan itu dibuat sedemikian rupa dan menjadi sarana Tuhan untuk menyelamatkan kita dari hal-hal buiruk yang mungkin menimpa kita.

Hilangnya kaus kaki, gara-gara digigit dan dijadikan mainan oleh anjing peliharaan si A, telah menyelamatkan nyawanya dari kecelakaan angkutan umum. Jika seandainya dia ikut angkutan umum tersebut, mungkin dia salah satu korban yang celaka.

Kita terkadang tidak tahu, akan rencana Tuhan atas jalan hidup kita, namun di balik setiap peristiwa marilah kita memetik hikmah positip, dan belajar  mengucap syukur.

Salam Damai !

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.